Sejarah Urutan Tombol Keyboard | Rezki - SMKN5

News, Games, Teknologi, Artikel, Tips & Triks, Film,Sport Dan Software

Wednesday, March 5, 2014

0 Sejarah Urutan Tombol Keyboard

Rezki  Blog Mesin tik pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1868 oleh Christopher Latham Sholes. Usaha pertamanya untuk membuat sebuah perangkat mengetik bisa dibilang jauh dari kata sempurna. Desain mesin tik pertama yang ia buat menggunakan huruf dan karakter pada ujung batang yang disebut "typebar". Ketika tombol ditekan, typebar akan berayun dan menekan pita berlapis tinta yang akan mencetak karakter tersebut di atas kertas. Desain asli dari tombol keyboard diposisikan dalam susunan sesuai dengan urutan abjad (ABCDE) dalam dua baris. Namun pengaturan ini menyebabkan "typebar" pada mesin ketik akan saling tumpang tindih ketika menulis kombinasi huruf yang paling umum digunakan dari alfabet (misal TH dan ST), sehingga menyebabkan tombol akan sering macet dan memperlambat pekerjaan mengetik.

Untuk memecahkan masalah ini, Sholes memutuskan bahwa posisi tombol perlu disusun ulang. Pada tahun 1868, bekerja sama dengan Amos Densmore, Sholes mengatur huruf pada keyboard untuk mendapatkan jarak yang lebih baik antara tombol yang sering digunakan dengan yang jarang digunakan. Namun, hal ini malah membuat sebagian orang mengalami kesulitan untuk menemukan tombol yang akan mereka ketikkan dan akhirnya tetap membuat pekerjaan tidak menjadi lebih efisien. Sehingga beberapa orang berasumsi bahwa Sholes sengaja melakukan hal tersebut untuk memperlambat proses pengetikan sehingga tidak akan membuat macet mesinnya yang lamban. Namun, tujuannya adalah sebaliknya. Seseorang yang menguasai pengaturan tombol baru tersebut akan benar-benar dapat mengetik lebih cepat karena tombol tidak akan macet. Ini adalah awal dari keyboard QWERTY, yang pertama kali muncul pada tahun 1872.

Mesin tik pertama kali dijual secara luas pada tahun 1874 oleh Remington & Sons. Mesin tik ini disebut dengan Remington No 1. Namun, kebanyakan orang mengabaikannya karena pada tahun 1870-an, gagasan "menulis mekanis" masih terasa aneh bagi kebanyakan orang yang masih terbiasa menulis dengan menggunakan tangan. Empat tahun kemudian, setelah modifikasi susunan tombol keyboard, Remington & Sons memproduksi Remington No 2. Remington No 2 memiliki pengaturan tombol yang kita gunakan sekarang ini bersama dengan kemampuan mengetik baik huruf kapital maupun huruf kecil dengan menggunakan tombol shift (model pertama dari mesin tik hanya dapat mengetik huruf kapital saja). Tombol shift ini mendapatkan namanya disebabkan fungsinya untuk menggeser ("shift") posisi antara huruf kecil atau kapital yang berada di typebar yang sama.

Kepopuleran mesin tik kemudian lambat laun mulai meningkat, dan orang-orang akhirnya berhenti mengeluh tentang pengaturan aneh tombol keyboard dan mulai menghafal susunan keyboard dan belajar bagaimana untuk mengetik dengan lebih efisien. Meskipun banyak susunan keyboard alternatif lain yang coba untuk diperkenalkan, tapi kebanyakan orang memutuskan untuk tetap memakai keyboard dengan susunan QWERTY.

Kemudian, pada awal tahun 1930-an Profesor Agustus Dvorak dari Washington State University mengembangkan keyboard yang lebih "user-friendly". Dia mendesain ulang susunan tombol keyboard sehingga semua huruf vokal dan lima huruf konsonan yang paling umum digunakan disusun di deretan paling atas (AOEUIDHTNS). Dengan desain keyboard Dvorak ini, seseorang bisa mengetik sekitar 400 kata-kata bahasa Inggris yang paling umum hanya dengan menggunakan tombol dari barisan paling atas, bandingkan dengan hanya 100 kata-kata pada keyboard QWERTY . Selain itu, menggunakan keyboard Dvorak, jari juru ketik tidak akan harus melakukan perjalanan sejauh yang mereka lakukan pada keyboard Sholes untuk mengetik sebagian besar kata-kata.

Dvorak lalu mencoba untuk membuktikan bahwa mesinnya jauh lebih unggul dibanding mesin buatan Sholes. Namun, pembuktiannya ini tidak pernah terungkap. Banyak studi yang digunakan untuk menguji efektivitas keyboard-nya yang cacat atau dianggap terdapat konflik kepentingan di dalamnya karena Dvorak sendiri yang melakukan studi pengujian tersebut. Akhirnya sebuah studi yang dilakukan oleh US General Services Administration pada tahun 1953 tentang keyboard Dvorak mengambil suatu kesimpulan bahwa tidak peduli jenis keyboard yang digunakan, juru ketik tetap bisa saja mengetik dengan cepat atau sebaliknya. Oleh karena itu, mayoritas orang tidak ingin membuang waktu atau sumber daya yang dibutuhkan untuk melatih penggunaan keyboard baru, jadi mesin tik Dvorak tidak pernah benar-benar menarik mayoritas konsumen dan keyboard QWERTY akhirnya bertahan sampai hari ini dan kemungkinan besar sampai di masa yang akan mendatang.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments